Kamis, 04 April 2024

AKSI NYATA PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID

Modul 3.3 Tahapan aksi nyata

Pada tahapan ini, saya berharap dapat menjalankan tahapan B (Buat pertanyaan) dan A (Ambil pelajaran) berdasarkan model prakarsa perubahan B - A - G - J - A yang telah dibuat sebelumnya pada tahapan demonstrasi konstektual dalam sebuah aksi nyata serta dapat mendokumentasikan pelaksanaan tahapan yang telah dijalankan tersebut.

Tahapan yang saya lakukan pada aksi nyata kali ini adalah melihat kembali pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat di tahapan A (Ambil Pelajaran) dan menganalisa kembali apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut masih relevan selanjutnya saya melakukan penyesuaian dan perbaikan seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:

Setelah melakukan penyesuaian tersebut, saya melanjutkan aksi dengan mengimplementasikan tahapan-tahapan yang sudah direncanakan dan membuat catatan refleksi di setiap akhir tahapan menggunakan format 4P (peristiwa, perasaan, pembelajaran, dan penerapan ke depan) sebagai berikut ini:

PERISTIWA (FACT)

Judul Program

MABIST SMANCAK (Mari Asik Bermain Ilmu Sains dan Teknologi di SMAN 1 Mancak)

MABIST SMANCAK merupakan program ekstrakurikuler klub sains yang menyediakan lingkungan sedemikian rupa sehingga murid terlibat aktif dalam proses belajar khususnya ilmu sains dan teknologi.

Tujuan Program

Tujuan Program ekstrakurikuler Mabist Smancak (Mari Asik Bermain Ilmu Sains dan Teknologi di SMAN 1 Mancak) adalah:

  • Mengembangkan profil pelajar pancasila khususnya pada dimensi mandiri dengan elemen 1) pemahaman diri dan situasi yang dihadapi; 2) regulasi diri.
  • Meningkatkan keterlibatan murid secara aktif dalam proses belajarnya khususnya ilmu sains dan teknologi.

Latar Belakang

Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak. Tingkatan jiwa anak pada tingkat SMA masuk dalam periode wirama dimana guru dapat menuntun dan menantang murid dalam hal pengelolaan diri dan mengenal potensi dirinya. Pada waktu ini adalah waktu yang tepat meningkatkan dan memantapkan student agency melalui kegiatan pembelajaran yang menumbuhkan kemandirian belajar.

SMAN 1 Mancak mempunyai laboratorium komputer, laboratorium MIPA yang lengkap dengan alat dan bahannya, lapangan yang luas dan halaman yang penuh dengan berbagai jenis tanaman, serta kebijakan sekolah yang memperbolehkan murid membawa gadget ke sekolah. SMAN 1 Mancak juga mempunyai 50 peserta OSN yang mengikuti lomba tahun 2024. Ini merupakan aset yang penting untuk mengembangkan kemandirian belajar murid khususnya di bidang sains dan teknologi.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirancanglah suatu program sebagai program berkelanjutan dalam pembinaan peserta OSN agar tidak hanya dipersiapkan untuk mengikuti ajang lomba tahunan tetapi dapat menjadi agen dalam perubahan pembelajaran bagi dirinya dan teman-temannya. Program tersebut dinamakan MABIST SMANCAK yang diharapkan dapat memberikan fasilitas atau lingkungan yang mendukung murid untuk terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri khususnya ilmu sains dan teknologi.

Tahapan dalam perancangan program

1.     B-uat pertanyaan utama

Pertanyaan utama: “Apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan keterlibatan murid secara aktif dalam proses belajarnya khususnya untuk ilmu sains dan teknologi?

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengajak kepala sekolah, rekan guru untuk bertukar pikiran terkait pentingnya meningkatkan keterlibatan murid dalam proses belajarnya sendiri khususnya ilmu sains dan teknologi, kemudian membaca literatur melalui google scholar mengenai kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan keterlibatan murid dalam proses belajarnya khususnya ilmu sains dan teknologi.  

Kegiatan selanjutnya melibatkan suara/pilihan/kepemilikan murid yaitu dengan menggali informasi tentang pendapat dan pengalaman murid serta umpan balik terkait pembelajaran sains dan kegiatan OSN melalui dialog dengan para peserta kompetisi sains nasional yang mewakili sekolah sebagai awal dalam penguatan ide program lanjutan kegiatan OSN

Hasil dan dokumentasi dari kegiatan tersebut sebagai berikut:

Berdasarkan hasil kegiatan tersebut, saya merefleksikan diri, membandingkan hasil bertukar pikiran dan studi literatur dengan situasi saat ini sehingga diperoleh titik tolak untuk bergerak. Ternyata kepala sekolah, rekan guru dan beberapa artikel menyatakan bahwa keterlibatan murid dalam proses belajarnya sendiri sangatlah penting. Murid juga sangat bangga dan antusias saat diikutsertakan dalam kegiatan OSN. Jadi, program untuk meningkatkan keterlibatan murid dalam belajarnya sendiri khususnya ilmu sains dan teknologi sangat penting untuk dilaksanakan dan mendapat dukungan dari kepala sekolah, guru, dan murid. 

2.   A-mbil pelajaran

Pada tahapan ini, saya melakukan beberapa kegiatan yaitu mewancarai/melakukan survei pengalaman pihak lain/rekan sejawat guru MIPA melalui g-form terkait keterlibatan murid dalam proses belajar ilmu sains dan teknologi dan mencari praktik baik terkait pengalaman tersebut. 

G-form survei teman sejawat:

https://forms.gle/nghLQVmKrDE2QqC18

Selanjutnya melibatkan murid dalam curah pendapat dengan peserta OSN terkait program sains dan teknologi dan melakukan survei ketertarikan murid terkait kegiatan sains dan teknologi melalui g-form.

G-form survei murid:

https://forms.gle/yhMhHFUkkqbHJNnE7

Hasil dari kegiatan tersebut sebagai berikut:

HASIL SURVEI TEMAN SEJAWAT

Hasil survei dari murid sangat tertarik dengan kegiatan praktikum, pertunjukan sains dan teknologi, penelitian, berkolaborasi dengan kelompok dalam even atau projek tertentu. Keterampilan yang telah mereka miliki adalah kemampuan berkolaborasi, ketelitian dalam penelitian, kejujuran dan tanggung jawab, dan melakukan praktikum sains. Aset yang dimiliki adalah laboratorium komputer, laboratorium fisika, kimia dan biologi, crome book, bahan dan alat kimia, lapangan luas, dan dukungan kepala sekolah, guru, dan orang tua.

Beberapa praktik baik yang telah dilakukan oleh guru terkait peningkatan keterlibatan murid dalam proses belajarnya sendiri atau dengan kata lain kemandirian belajar murid saya dapatkan di platform merdeka mengajar (PMM) sebagai berikut:

Pengembangan Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemandirian Murid dalam Pemanfaatan Media Digital

Meningkatkan Kemandirian dan Gotong Royong Murid melalui Projek Pengolahan Permen Susu

Berdasarkan data hasil kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterlibatan murid dalam proses belajarnya sendiri itu sangat penting agar proses pembelajaran yang murid lakukan menjadi lebih bermakna. Untuk mendorong keterlibatan tersebut kita sebagai guru harus menciptakan lingkungan yang menumbuhkan sikap mandiri sesuai dengan minat dan bakat murid. Murid sangat tertarik dengan kegiatan praktikum, pertunjukan sains, kegiatan projek berkelompok dan kegiatan lain yang melibatkan mereka secara penuh ditunjang dengan aset-aset yang dimiliki oleh SMAN 1 Mancak. Dengan demikian, meningkatkan keterlibatan murid dalam proses belajarnya sendiri untuk mengimplementasikan merdeka belajar dapat dilaksanakan di SMAN 1 Mancak.


PERASAAN (FEELING)

Pada saat saya melakukan aksi nyata, berdasarkan hasil curah pendapat, saya semakin yakin betapa pentingnya keterlibatan murid dalam proses belajarnya sendiri. Saya menjadi antusias untuk melaksanakan program ini dengan sebaik-baiknya agar dapat mendorong kemandirian murid dalam melakukan pembelajarannya sendiri, apalagi rekan guru memberikan masukan terkait strategi apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan murid pada proses belajarnya sendiri.

Bersama murid dalam kegiatan refleksi kegiatan OSN, saya merasa bangga karena dengan kondisi server yang kurang mencukupi bukan halangan bagi mereka untuk melaksanakan kegiatan OSN dengan baik dan bertanggungjawab. Mereka juga berharap ada kelanjutan dari kegiatan OSN yang dapat meningkatkan kemandirian belajarnya.


PEMBELAJARAN (FINDING)

Kepala sekolah, rekan guru, dan literatur serta praktik baik memberikan saya pengalaman yang baik tentang meningkatkan kemandirian murid sehingga akan mendorong murid untuk terlibat aktif dalam proses belajarnya. 

Murid memberikan beberapa gagasan tentang kegiatan yang menarik. Hal ini membuka paradigma saya bahwa mereka dapat dipercaya dan mampu untuk memberikan suara dan pilihan atas perencanaan suatu program sekolah yang berdampak positif pada murid. Saya juga percaya mereka akan melaksanakan program tersebut dengan baik.

Saya semakin menyadari bahwa peranan saya sebagai guru adalah memberikan fasilitas dan membangun lingkungan yang dapat mendorong murid untuk memberikan suara, pilihan dan kepemilikan dalam setiap kegiatan sekolah baik intrakurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan mereka di masa depan.

Banyak tantangan yang akan dihadapi dalam pelaksanaan program, namun dengan pendekatan berbasis aset maka program akan dapat dilaksanakan dengan baik.


PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Berdasarkan pembelajaran dari pengalaman aksi nyata kali ini, hal yang akan diterapkan ke depan baik dalam konteks pribadi maupun profesional adalah "berpikir positif" memandang suatu permasalahan menjadi suatu tantangan yang dapat kita atasi dengan pendekatan berbasis aset. Tangguh dan bersemangat karena kepala sekolah, rekan guru, murid akan senantiasa berkolaborasi untuk mensukseskan suatu program yang akan berdampak positif pada murid khususnya dan semua civitas SMAN 1 Mancak pada umumnya. Memberikan kepercayaan penuh kepada murid untuk memberikan suara, pilihan dan kepemilikan atas suatu kegiatan atau program.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KUMPULAN SOAL: LARUTAN DAN INDIKATOR ASAM BASA

  STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1.         Pengetahuan dan pemahaman Siswa mampu memahami dan menguasai pengetahuan mengenai larutan elektrolit...