A. Pengembangan Modul Pembelajaran
1. Sumber
Belajar
Sumber
belajar menurut Seels dan Richey (1994:13) tidak hanya terbatas pada bahan dan
alat yang digunakan dalam proses pembelajaran melainkan juga tenaga, biaya, dan
fasilitas. Selanjutnya, mereka menyatakan bahwa sumber belajar mencakup apa
saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan
menampilkan kompetensinya. Pernyataan itu sejalan dengan pendapat Mudhofir
dalam Andi Prastowo (2014:125) yang mengungkapkan bahwa sumber belajar pada
hakikatnya adalah komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang,
bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana hal ini dapat memengaruhi hasil
belajar peserta didik.
Menurut
AECT (Association for Educational
Communications and Technology,1977) dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar oleh
Depdiknas (2008:4), sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang
dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk
kepentingan belajar mengajar (pembelajaran) dengan tujuan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.
Jenis-jenis
sumber belajar dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel
2.1 Klasifikasi jenis-jenis sumber belajar
NO |
JENIS
SUMBER BELAJAR |
PENGERTIAN |
CONTOH |
|
Dirancang |
Dimanfaatkan |
|||
1 |
Pesan (Message) |
Informasi
yang harus disalurkan oleh komponen lain berebentuk ide, fakta, pengertian,
data. |
Bahan-bahan
pelajaran |
Cerita
rakyat, dongeng, nasihat |
2 |
Manusia (People) |
Orang
yang menyimpan informasi atau menyalurkan informasi. tidak termasuk yang
menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar |
Guru,
aktor, peserta didik, pembicara, tidak termasuk teknisi, tim kurikulum |
Narasumber,
pemuka masyarakat, pimpinan kantor, responden |
3 |
Bahan (Materials) |
Sesuatu,
bisa disebut media/software yang
mengandung pesan untuk disajikan melalui pemakaian alat |
Transparansi,
film, slides, tape, buku, gambar, dan lain-lain |
Relief,
candi arca, peralatan teknik |
4 |
Peralatan (Hardware) |
Sesuatu
bisa disebut media/hardware yang
menyalurkan pesan untuk disajikan yang ada di dalam software |
OHP,
proyektor slides, film, TV, kamera,
papan tulis |
Generator,
mesin, alat-alat, mobil |
5 |
Teknik/ metode (Technique) |
Prosedur
yang disiapkan dalam menggunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi, dan
orang untuk menyampaikan pesan |
Ceramah,
diskusi, sosiodrama, simulasi, kuliah, belajar |
Permainan,
sarasehan, percakapan biasa/spontan |
6 |
Lingkungan (Setting) |
Situasi
sekitar dimana pesan disalurkan/ ditransmisikan |
Ruangan
kelas, studio, perpustakaan, laboratorium |
Taman,
kebun, pasar, museum, toko. |
Sumber: Nana
Sudjana dan Ahmad Rival (2007:79)
Jadi,
dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber belajar
merupakan segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk proses pembelajaran sehingga
mencapai kompetensi yang diharapkan. Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta
didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan
yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya dengan optimal.
Sumber
belajar yang akan dikembangkan dalam artikel ini adalah bahan ajar. Menurut
Departemen Pendidikan Nasional (2008:5) bahan ajar merupakan
seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching
material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Lebih
lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai: 1) Pedoman bagi guru yang
akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus
merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya; 2) Pedoman bagi peserta didik
yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus
merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasai; 3) Alat
evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran. Berdasarkan
teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat
kategori, yaitu:
a. Bahan
cetak seperti handout, buku modul,
lembar kerja peserta didik, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, model/maket;
b. Bahan
ajar dengar seperti kaset, radio, dan compact
disk audio;
c. Bahan
ajar pandang dengar seperti video compact
disk, film;
d. Bahan
ajar multimedia interaktif seperti CAI (computer
assisted instruction), compact disk multimedia
pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
2. Modul
pembelajaran
Pada
artikel kali ini bahan ajar yang akan dikembangkan berbentuk modul
pembelajaran. Alasan perlunya pengembangan modul adalah belum tersedianya modul
yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan dipelajari peserta didik, belum
adanya modul yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, adanya tuntutan
pemecahan masalah belajar terutama minat belajar peserta didik untuk mencapai
hasil belajar yang maksimal.
Dengan
adanya pengembangan modul ini diharapkan dapat membantu mewujudkan pembelajaran
yang berkualitas karena disusun berdasarkan karakteristik pokok bahasan dan peserta
didik yang mempelajarinya. Modul juga dapat membantu peserta didik untuk
belajar secara mandiri sesuai dengan tingkat kecepatan peserta didik tersebut
dalam mempelajari suatu pokok bahasan.
Menurut
Departemen Pendidikan Nasional (2002:5), Modul merupakan suatu kesatuan bahan
belajar yang disajikan dalam bentuk self
instruction, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat
dipelajari peserta didik secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru
atau orang lain. Sedangkan Suryosubroto (1983:17), menyatakan bahwa
modul sebagai jenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna
membantu peserta didik menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu.
Hal
tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Andi Prastowo (2014:210)
bahwa modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara
sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik
sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar sendiri
(mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Pengertian
ini didukung oleh Smaldino, dkk (2011:279) yang menyatakan bahwa modul
merupakan unit pengajaran yang lengkap yang dirancang untuk digunakan oleh
seorang peserta didik atau sekelompok kecil peserta didik tanpa kehadiran guru.
Jadi,
dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan ajar yang
dirancang secara sistematik yang digunakan oleh peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran secara mandiri.
Modul
bertujuan untuk memudahkan peserta didik belajar secara mandiri, maka
penyusunan modul harus menarik minat peserta didik, memperkenalkan topik,
menyajikan hal-hal yang baru, memberikan latihan soal disertai penyelesaiannya,
menguji ketercapaian tujuan pembelajaran dan tindak lanjut. Menurut Departemen
Pendidikan Nasional (2008:10), modul berisi paling tidak tentang: 1) Petunjuk
belajar (Petunjuk peserta didik/guru); 2) Kompetensi yang akan dicapai; 3) Content atau isi materi; 4) Informasi
pendukung; 5) Latihan-latihan; 7) Petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja
(LK); 8) Evaluasi; 9) Balikan terhadap hasil evaluasi.
Menurut
Smaldino, dkk (2011:279), modul memiliki beberapa komponen sebagai berikut:
a. Dasar
pemikiran. Berikan garis besar mengenai konten modul dan sebuah penjelasan
kenapa para peserta didik sebaiknya mempelajarinya.
b. Tujuan.
Nyatakan dalam istilah kinerja apa yang diharapkan diperoleh peserta didik dari
menyelesaikan modul.
c. Ujian
masuk. Tentukan apakah peserta didik telah menguasai kemampuan prasyarat yang
diperlukan untuk memulai modul.
d. Material
multimedia. Gunakan berbagai teknologi dan media untuk melibatkan para peserta
didik secara aktif dan untuk memanfaatkan pengindraan mereka. Sebagian besar
format sangat bermanfaat untuk digunakan dalam modul.
e. Kegiatan
belajar. Seluruh strategi mungkin bisa digabungkan ke dalam modul. Menggunakan
berbagai macam strategi dan media dapat meningkatkan minat peserta didik dan
memenuhi kebutuhan para peserta didik.
f. Latihan
dengan umpan balik. Memberikan para peserta didik kesempatan untuk mempraktikkan
setiap tujuan dan memberikan umpan balik terkait dengan ketepatan respon
mereka.
g. Ujian
mandiri. Memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk meninjau kembali
dan memeriksa kemajuan mereka sendiri.
h. Ujian
penutup. Menilai apakah para peserta didik telah menguasai tujuan modul ini.
Komponen-komponen
tersebut disusun dengan memerhatikan karakteristik modul yang dapat
membedakannya dengan bahan ajar lain. Beberapa karakteristik yang dimiliki
modul adalah sebagai berikut:
a. Self-Paced Learning Material,
artinya dapat dipelajari sendiri, kapan saja, dimana saja, sesuai dengan
kecepatan belajarnya sendiri.
b. Self-instruction,
artinya memungkinkan peserta didik mudah mengerti, menguasai materi atau
mengikuti pembelajaran walaupun tanpa bantuan guru atau orang lain;
c. Self-contained,
artinya semua yang dibutuhkan seperti petunjuk belajar, tujuan pembelajaran,
uraian materi, latihan, rangkuman, evaluasi, dan lain-lain terdapat dalam satu
paket utuh;
d. Modular-Chunking,
artinya penyajian materi secara sepenggal demi sepenggal, sempit dan mendalam
tapi dalam satu kesatuan yang utuh;
e. Learning Activity,
terdiri dari aktivitas mempelajari materi, mengerjakan latihan, mengerjakan
tugas, dan melakukan evaluasi pada tiap kegiatan belajar.
Modul
pembelajaran yang dikembangkan haruslah metodologis dan sistematis. Artinya,
modul harus dapat dibaca dan dipahami peserta didik dan tersusun secara
bertahap dan berjenjang sehingga ketercapaian kompetensi dasar yang telah
ditetapkan dapat dikuasai dengan baik. Modul memuat materi dari yang sederhana
ke yang lebih kompleks dan mengajak peserta didik untuk memperluas wawasannya.
Berdasarkan
hal tersebut, pengembangan modul pada artikel ini memuat beberapa komponen
sebagai berikut:
a. Pendahuluan
meliputi: judul atau topik, petunjuk penggunaan modul, rasional atau pengantar,
kemampuan prasyarat, peta konsep;
b. Kegiatan
belajar yang memuat tujuan umum pembelajaran, tujuan khusus pembelajaran, video
pendahuluan, materi dan contoh soal, ilustrasi visual, simpulan, ruang
refleksi/rangkuman, soal latihan disertai lagu pengantar, video sisipan
(motivasi dan pembentukan karakter), kunci jawaban dan penskoran, umpan balik
dan tindak lanjut;
c. Penutup
yang terdiri atas kumpulan soal dan pembahasan, soal akhir bab asam basa dan
kunci jawabannya, daftar pustaka, glosarium.
3. Pengembangan
modul
Pengembangan modul berasal dari dua kata yaitu
pengembangan dan modul. Pengembangan merupakan proses untuk menjadikan sesuatu
lebih baik, sedangkan modul merupakan salah satu contoh dari bahan ajar. Jadi,
pengembangan modul adalah suatu proses untuk membuat bahan ajar berupa modul
yang lebih baik.
Menulis
modul seperti mengajarkan suatu materi melalui tulisan. Oleh karena itu, pada
pengembangan modul digunakan bahasa yang komunikatif seakan-akan peserta didik
sedang mempelajari suatu materi di dalam kelas bersama gurunya.
Ada
tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut
menurut Sungkono (2003:10), yaitu sebagai berikut:
a. Menulis
sendiri (starting from scratch)
Guru
dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru merupakan pakar yang
berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui
kebutuhan pembelajar dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul sendiri,
disamping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis modul
sesuai prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan
peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan,
dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis pembelajaran,
dan silabus. Jadi materi yang disajikan dalam modul adalah pokok bahasan dan
subpokok bahasan yang tercantum dalam silabus.
b. Pengemasan
kembali informasi (information
repackaging)
Guru
tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi
yang telah ada dipasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi
karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang ada, dikumpulkan
berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus, dan RPP/SAP) kemudian
disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan
keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan
umpan balik.
c. Penataan
informasi (compilation)
Cara
ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada
perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku, teks, jurnal
ilmiah, artikel, dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut
dikumpulkan, digandakan, dan digunakan secara langsung. Materi-materi yang
dipilih, dipilah, dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan
silabus yang hendak digunakan.
Pengembangan
modul pada artikel ini menggunakan teknik pengemasan kembali informasi. Materi
asam basa yang dikumpulkan dari berbagai buku teks, artikel, jurnal artikel,
dan ensiklopedia. Materi tersebut dikemas kembali sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
A. Modul digital
Modul yang bertujuan meningkatkan minat belajar peserta
didik harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat membuat sesuatu yang abstrak
menjadi terlihat lebih konkrit. Hal ini dapat dilakukan melalui visualisasi ide
dengan tata kata, ungkapan, analogi seperti pembanding, gambar, diagram, foto,
animasi, video yang sesuai dengan materi yang dipelajari.
Visualisasi memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran seperti yang diungkapkan Smaldino, dkk (2011:72) sebagai berikut: 1) Menyediakan acuan
konkret bagi gagasan; 2) Membuat gagasan abstrak menjadi konkret; 3) Memotivasi
peserta didik; 4) Mengarahkan perhatian; 5) Mengulangi informasi dalam format-format
yang berbeda; 6) Mengingat kembali pada pembelajaran sebelumnya; dan 7) Mengurangi
usaha belajar.
Modul biasanya memuat beberapa model visual seperti
gambar, foto, dan tabel. Namun dengan berkembangnya teknologi, modul dapat
ditransformasikan ke dalam berbagai bentuk dan jenis media yang relevan seperti
modul elektronik. Modul elektronik atau disebut modul digital merupakan modul
yang mengandung unsur teks, simulasi, animasi, audio, dan video dalam satu
kesatuan yang utuh sebagai bahan pembelajaran.
Modul digital merupakan versi digital dari modul cetak. Modul
digital dapat dikembangkan dengan memindahkan modul konvensional (modul cetak)
menjadi bentuk elektronik yang dapat ditayangkan oleh komputer. Format buku
digital dapat berupa Doc dari Word,
SWF (shock wave flash) dari Macromedia,
PDF (portable document format) dari adobe,
dan berbagai format lainnya yang didukung oleh perangkat maupun pembaca buku
digital tertentu.
Proses pembuatan modul digital dilakukan dengan
memanfaatkan aplikasi pembuat buku elektronik. Secara umum, modul digital yang
dibuat dalam format PDF. Namun, Modul
digital dalam modul ini masih seperti bentuk cetaknya, visualisasi hanya
terbatas pada gambar, tabel, dan grafik, dan tampilannya tidak mengikuti
piranti yang digunakan. Contoh modul tersebut seperti pada gambar 2.1 berikut
ini:
Menurut Triyono, dkk (2012: 7) terdapat banyak tool yang bisa digunakan untuk membuat
buku elektronik, namun tidak semuanya memberikan fasilitas lengkap mulai dari
penulisan buku, editing, hingga publikasi ke sebuah server atau toko buku
online. Triyono, dkk (2012: 8) menambahkan bahwa buku yang sudah dibuat juga
harus bisa dibaca oleh perangkat atau aplikasi untuk membaca buku elektronik. Jadi,
pengembang perlu mempertimbangkan kesesuaian antara format data, perangkat
keras untuk membaca, dan perangkat lunak untuk membuat modul digital.
Format data yang dipilih dalam artikel ini adalah epub.
Epub merupakan salah satu format elektronik. Epub merupakan pengembangan dari
standar Open Book, pertama kalinya
diperkenalkan pada tahun 1996. Pada September 2007, IDPF (International Digital Publishing Forum) mengumumkan bahwa epup
menjadi official standar. Menurut
Triyono, dkk (2012: 10) format ini menjadi populer karena banyak diadopsi oleh
para penerbit dan juga banyak mendapat dukungan dari pihak pembuat aplikasi
pembaca maupun perangkat untuk pembaca.
Harist (2013) menambahkan bahwa epub menjadi populer
karena format ini tidak mengacu kepada salah satu pengembang tertentu, membuat
format ini dapat dibaca di berbagai perangkat, salah satunya adalah readium dari google chrome.
Epub memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Standar
terbuka.
Epub memiliki standar terbuka sehingga banyak pihak yang
dapat mengembangkan aplikasi pembaca (reader),
aplikasi untuk pengembangan (development)
maupun aplikasi pendukung lainnya.
2. Tampilan
dinamis
Epub dirancang sejak awal sebagai buku digital sehingga
memiliki karakter dokumen elektronik yang bersifat dinamis. Dinamis dalam hal
ini adalah bentuk tampilan, jenis dan ukuran font, nomor halaman, pemotongan
paragraf dan tata letak lainnya dapat menyesuaikan dengan piranti baca.
3. Mendukung
layout CSS
Epub menggunakan CSS sebagai pengontrol untuk mengubah
tampilan dari komponen halaman web. Sebagai contoh, untuk mengubah tampilan sub
judul tidak perlu mengubahnya satu per satu dari semua sub judul yang ada,
tetapi tinggal mengubah CSS dan otomatis semua tampilan dari sub judul akan
menyesuaikan.
4. Multimedia
Kelebihan pada format epub dibandingkan dengan versi
cetak adalah dapat ditambahkan beberapa format video dan audio. Namun, saat ini
masih belum semua perangkat pembaca epub dapat mendukung kelebihan ini. Hal ini
akan memungkinkan satu format video dapat ditampilkan oleh perangkat pembaca
tertentu tetapi tidak dapat ditampilkan oleh perangkat pembaca yang lainnya.
5. Konten
interaktif
Konten interktif dapat dimasukkan ke dalam epub. Sebagai
contoh jika pembaca melakukan tindakan tertentu terhadap objek pada konten
interaktif, maka objek tersebut akan melakukan respon seperti bergerak atau
bersuara.
6. Pengamanan
hak cipta
Epub mendukung hak cipta dengan menerapkan teknologi DRM
(Digital Right Management). Dengan
teknologi ini, terdapat proteksi pada buku digital (modul digital) karena sulit
untuk digandakan atau dibongkar tanpa izin si pembuat.
Untuk
membuat modul digital dapat dilakukan melalui dua cara sebagai berikut: 1) Langsung
menulis modul menggunakan software khusus
pembuat modul elektronik; 2) Mengkonversi modul yang sudah ada dengan
menggunakan converter yang tersedia.
Pada pengembangan modul kali ini digunakan aplikasi sigil sebagai pembuat dan editing modul digital.
Langkah-langkah yang digunakan dalam mengembangkan modul pada
artikel dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan
semua bahan modul, seperti materi, contoh soal, latihan, gambar, tabel
dalam format word.
2. Mengkonversi
Word ke dalam HTML
a. Mengubah
semua smart object termasuk equation menjadi gambar dengan
menggunakan paint dan tabel dalam tampilan 100%.
b. Mengubah
semua pengaturan layout gambar menjadi in
line with text, dengan cara klik kanan gambar pilih text wrapping pilih in line with text seperti pada gambar
2.2 berikut ini:
Gambar 2.2 Mengubah layout gambar.
c. Memastikan
dokumen sudah diformat menggunakan styling untuk memudahkan pembuatan daftar
isi.
d. Setelah
semua dilakukan kemudian menyimpan dokumen menjadi HTML dengan cara klik file
pilih save as pilih Web Page, Filtered seperti pada gambar
2.3 berikut ini:
Gambar 2.3 Mengubah dokumen ke dalam format HTML
3. Menggunakan
aplikasi sigil untuk membuat modul.
a. Membuka
file HTML yang telah dibuat ke dalam sigil dengan cara sigil → file → open, kemudian pilih file
HTML yang telah dibuat. Mengatur spasi, mengedit teks, dan memastikan
gambar ada pada tempatnya. Tampilan dokumen dalam sigil seperti pada gambar 2.4
berikut ini:
Gambar 2.4 Tampilan dokumen pada sigil
b. Mengedit
metadata. Metadata merupakan sebuah informasi yang mendeskripsikan suatu
dokumen. Pada epub, metadata berfungsi sebagai identitas sebuah buku atau modul
yang terdiri atas: judul, nama pengarang, tahun penerbitan, bahasa, ISBN, penerbit,
kategori, deskripsi, dan lain-lain. Untuk masuk ke jendela metadata dilakukan
dengan cara mengklik tools pada sigil
→ metadata editor, atau tekan tombol F8. Setelah itu, masukkan judul (title), pengarang (author), serta untuk menambahkan identitas yang lainnya dengan cara
menekan tombol add basic dan mengubah
valuenya. Tampilan metadata dapat dilihat pada gambar 2.5
Gambar 2.5 Tampilan metadata editor
c. Membuat
cover image. Cover image merupakan halaman sampul dari modul digital. Halaman
sampul ini sebagai tampilan utama sofware
pembaca modul digital bersama informasi lainnya seperti judul dan pengarang.
Pembuatan cover image dengan cara
menyiapkan gambar sebagai halaman sampul, kemudian pada sigil → klik kanan images → add existing files → pilih gambar. Gambar yang dipilih akan
ditambahkan ke dalam folder images. Selanjutnya,
klik images → pilih gambar → klik
kanan → add semantics → cover images seperti pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Tampilan pembuatan cover image
d. Membuat
daftar isi. Daftar isi merupakan cara utama pengguna melakukan navigasi di
dalam dokumen epub. Pengguna dapat langsung membuka bagian dokumen yang ingin
dibaca dengan menggunakan daftar isi tanpa harus membuka setiap halaman. Sistem
ini mirip dengan hyperlink di halaman web.
Sigil memiliki fitur untuk membuat daftar isi secara
otomatis. Hal yang perlu dilakukan hanyalah menentukan header setiap bab yang ingin dimasukkan dalam daftar isi.
Jika dokumen word
yang digunakan telah menggunakan styling,
maka dokumen telah terformat secara otomatis. Tetapi jika belum, maka header dapat ditentukan dengan cara
menempatkan cursor di kalimat topik
atau subtopik → pilih header dengan
pilihan header sebagai berikut: h1 menandakan topik utama, h2 subtopik, h3 sub-subtopik, dan seterusnya. Sedangkan p menandakan isi paragraf. Untuk membuat daftar isi di readium (alat pembaca) cukup dengan
masuk ke tools → table of content → generate
table of content → ok. Tampilan table
of content dapat dilihat pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 Tampilan table
of content
e. Menambahkan
file multimedia ke dalam epub. Sigil versi 7.0 telah mendukung import file video dan suara ke dalam
dokumen epub. Format yang telah didukung oleh epub adalah video (mp4, webm) dan
audio (mp3, wav, ogg). Untuk menambahkan file audio/video dengan menempatkan cursor di tempat yang akan ditambahkan
file tersebut, klik kanan → insert file →
other file → pilih audio/video, maka akan muncul tampilan pemutaran
audio/video dijendela editor seperti pada gambar 2.8 berikut ini:
Gambar 2.8 Tampilan menambahkan audio/video
f. Setelah
semua selesai, klik kanan pada file → save
as untuk menyimpan dokumen dalam format epub. Tampilan dokumen dalam format
epub seperti pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Tampilan dokumen epub
4. Membaca
epub dengan menggunakan readium.
a. Install
google chrome dari chrome store.
b. Menghubungkan
piranti dengan internet → buka google
chrome →klik customize and control google chrome atau gambar strip 3 di
pojok paling kanan → klik setting → klik extensions
→ pilih readium atau get it more extensions → tulis pada
kotak “readium” → klik rate it pada readium → klik launch APP sehingga terbuka readium library google chrome.
Jika ingin menambahkan buku/modul maka klik tanda + pada
pojok kanan kemudian klik dokumen epub untuk mengimpor dokumen tersebut pada readium seperti pada gambar 2.10.
Gambar 2.10 Tampilan cover modul kimia dalam readium
c. Buka modul digital kemudian cek kembali apakah susunan sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya. Ulangi langkah-langkah 3-4 untuk memperoleh modul yang baik.
Modul digital didesain untuk kegiatan mandiri para peserta
didik. Modul ini cocok digunakan pada
proses pembelajaran remedial untuk membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar. Pada panduan penyelenggaraan pembelajaran remedial dari
Departemen Pendidikan Nasional (2008: 2), pembelajaran remedial merupakan
layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa (peserta didik) untuk
memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang
ditetapkan.
Modul digital dalam pembelajaran remedial dapat digunakan
dalam waktu bersamaan (synchronous)
atau tidak dalam waktu bersamaan (asynchronous).
Untuk pembelajaran dalam waktu bersamaan, modul digital dapat digunakan sebagai
media presentasi dalam ruang kelas, sedangkan pada pembelajaran tidak dalam
waktu bersamaan, modul digital dapat diakses oleh para peserta didik pada waktu
dan tempat yang berbeda baik berkelompok maupun individu secara mandiri tanpa
kehadiran guru.
Selamat berkarya.........
terimakasih informasinya, bermanfaat sekali ibu
BalasHapusAlhamdulilah.... terima kasih kembali sudah berkunjung di blog
Hapus