Atom
terdiri dari inti atom yang berada pada pusat dari atom tersebut. Inti atom
terdiri dari partikel neutron dan proton, sehingga inti atom memiliki muatan positif
yaitu muatan dari proton sedangkan muatan neutron adalah netral. Elektron yang mempunyai muatan negatif jauh berada di luar inti atom. Elektron–elektron tersebut
beredar pada orbit/kulit/lintasannya. Meskipun elektron bersifat gelombang,
tetapi tetap mempunyai tingkatan energi diskontinu yang terkuantifikasi. Teori
atom mekanika kuantum menjelaskan bahwa dalam kulit atom terdapat beberapa
subkulit dan pada subkulit terdapat beberapa orbital.
Untuk
menggambarkan peluang menentukan kedudukan/posisi suatu elektron dalam suatu
atom digunakan istilah bilangan kuantum. Ada 4 jenis bilangan kuantum, yaitu
bilangan kuantum utama, bilangan kuantum azimuth, bilangan kuantum magnetik dan
bilangan kuantum spin.
1.
Bilangan
kuantum utama
Bilangan
kuantum utama dinotasikan dengan n yang menggambarkan kulit atom atau lintasan
atau tingkat energi utama. Bilangan kuantum utama merupakan fungsi jarak yang
dihitung mulai dari inti atom. Semakin besar nilai n maka semakin jauh pula
jaraknya dari inti. Dalam setiap bilangan kuantum utama terdapat satu atau
lebih orbital. orbital-orbital yang mempunyai bilangan kuantum yang sama akan
membentuk kulit atom. Jumlah orbital dalam suatu kulit dinyatakan dengan rumus
n2. Jadi jumlah elektron dalam suatu kulit adalah 2n2. Nilai
bilangan kuantum utama diberi nomor dari n = 1,2,3 dan seterusnya atau
dinyatakan dengan lambang K,L,M dan seterusnya. Seperti pada tabel 1.1
Kulit
|
K
|
L
|
M
|
N
|
dst
|
Nilai n
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Tabel 1.1
hubungan lambang kulit dan nilai n
2.
Bilangan
kuantum azimuth
Bilangan kuantum azimuth dinotasikan dengan l
yang menggambarkan subkulit elektron atau sub lintasan atau subtingkat energi
utama. Bilangan kuantum azimuth merupakan bilangan kuantum yang dapat
menentukan bentuk orbital. Setiap bilangan kuantum utama (kulit), memiliki
nilai bilangan kuantum azimuth (subkulit) mulai dari l = 0
sampai l = (n-1).
Contoh;
a. Untuk
kulit L (n=2) maka nilai bilangan kuantum azimuth adalah l
= 0 dan l = 1. Jadi dalam kulit ke 2 terdiri atas 2
sub kulit.
b. Untuk
kulit M (n=3) maka nilai bilangan kuantum azimuth adalah l
= 0, 1 dan 2. Jadi dalam kulit ke 3 terdiri atas 3 sub kulit.
Sub kulit dilambangkan dengan s, p, d, f dan
seterusnya., seperti pada tabel 1.2
Sub
kulit
|
s
|
p
|
d
|
f
|
dan seterusnya
|
nilai l
|
0
|
1
|
2
|
3
|
dan
seterusnya
|
Tabel
1.2. hubungan lambang subkulit dengan nilai l
Lambang dari semua subkulit pada kulit K
sampai Q atau n = 1 sampai n
= 7 diberikan pada tabel 1.3
Lambang kulit
|
nilai n
|
nilai l
|
|||
0
|
1
|
2
|
3
|
||
K
L M N O P Q |
1
2
3
4
5
6
7
|
1s
2s
3s
4s
5s
6s
7s
|
2p
3p
4p
5p
6p
7p
|
3d
4d
5d
6d
|
4f
5f
|
Tabel 1.3 subkulit-subkulit pada kulit K
sampai Q
3.
Bilangan
kuantum magnetik
Bilangan kuantum magnetik dinotasikan dengan
m yang menggambarkan orientasi orbital dalam ruang. Bilangan kuantum magnetik
menyatakan pula orbital mana yang ditempati elektron pada suatu subkulit. Nilai
m tergantung pada nilai l. Ketentuan
nilai m adalah m = - l sampai m
= + l
Contoh :
Untuk
subkulit s atau l = 0, maka nilai m =
0 berarti pada subkulit s hanya terdapat 1 jenis orbital, yaitu orbital s.
Berdasarkan jumlah
orbital setiap subkulit (2 l +1) dan
tiap orbital maksimal terisi 2 buah elektron, maka jumlah elektron maksimal
pada tiap subkulit adalah 2(2 l +1)
Secara lengkap nilai m, jumlah orbital dan
jumlah elektron pada subkulit s sampai f diberikan pada table 1.4.
Sub kulit |
Harga l
|
nilai m
|
Jumlah orbital
(2 l +1)
|
Jumlah elektron
2(2 l +1)
|
s
p
f
|
0
1
2
3
|
0
-1,0,+1
-2,-1,0,+1,+2
-3, -2,-1,0,+1,+2,+3
|
1
3
5
7
|
2
6
10
14
|
Tabel 1.4. Nilai m, jumlah orbital dan
jumlah elektron pada subkulit s sampai f.
4.
Bilangan
kuantum spin
Seperti halnya bumi
yang mengintari matahari dan berputar pada sumbunya, elektron pun demikian.
Selain berputar mengelilingi inti atom, elektron pun berputar pada sumbunya.
Ada dua kemungkinaan arah perputaran elektron, yaitu searah atau berlawanana
arah jarum jam. Arah perputaran elektron tersebut dinyatakan dengan bilangan
kuantum spin. Bilangan kuantum spin
dinotasikan dengan s. Arah rotasi elektron yang searah jarum jam (clockwise) mempunyai
nilai s = +1/2 dengan simbol ↑ dan
berlawanan arah jarum jam (anticlockwise) mempunyai nilai s = -1/2 dengan
simbol ↓. Dari arah perputaran elektron ini dapatlah
kita mengerti mengapa dalam satu orbital hanya ditempati 2 elektron saja.
Elektron tersebut mempunyai arah perputaran yang berlawanan sehingga
menghasilkan medan listrik yang berlawanan juga. Medan magnet yang berlawanan
akan mengimbangi gaya tolak menolak akibat muatan elektron yang sejenis. Arah
perputaran elektron dapat dilihat ada gambar 1.2.
Pada
kulit elektron terdapat sub kulit yang di dalamnya terdiri dari
orbital-orbital. Setiap orbital mempunyai bentuk-bentuk tertentu berkaitan
dengan bilangan kuantum azimuth. Orbital-orbital yang memiliki bilangan kuantum
azimuth yang sama misalnya orbital 1s, 2s dan 3s mempunyai bentuk yang sama,
tetapi ukurannya berbeda. Beberapa bentuk orbital diantaranya sebagai berikut:
1.
Bentuk
orbital s
Orbital s terletak pada subkulit s yang
hanya mengandung satu orbital sehingga
jumlah elektron yang terdapat dalam sub kulit s maksimal 2 elektron. Orbital s
berbentuk bola karena distribusi elektron sama ke segala arah atau tidak mempunyai
orientasi orbital. Besarnya orbital s tergantung pada jaraknya dari inti dan
tidak tergantung pada arah dalam ruang. Semakin besar nilai n maka ukuran bola
akan semakin besar. Beberapa bentuk orbital s dapat dilihat pada gambar 1.3.
Gambar
1.3. Bentuk orbital s
2.
Bentuk
orbital p
Orbital
p mempunyai bentuk seperti balon terpilin (cuping-dumbbell).
Pada subkulit p terdapat tiga buah orbital, masing-masing adalah orbital px,
py, dan pz . Bentuk orbital p mempunyai orientasi dalam
menentukan kebolehjadian ditemukannya elektron. Misalnya, jika elektron berada
dalam orbital px maka peluang terbesar untuk menemukan elektron
tersebut terdapat di sekitar sumbu x, dan tak ada peluang pada sumbu yz. Bentuk kebolehjadian adanya elektron dalam
orbital p diberikan pada gambar 1.4.
Gambar 1.4. bentuk orbital px,
py, dan pz
3.
Bentuk
orbital d
Dalam
sub kulit d terdapat lima buah orbital, masing-masing adalah orbital dx2-y2 , dxz, dxy, dy2,
dan dz2. Bentuk orbital d melibatkan sumbu dan bidang. Bentuk
kebolehjadian ditemukannya elektron dalam orbital d tampak pada gambar 1.5.
Gambar
1.5. bentuk-bentuk orbital d
4.
Bentuk
orbital f
Orbital f mempunyai 7 bentuk orbital dan
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu; kelompok 1 terdiri dari Orbital fxyz
, kelompok 2 terdiri dari fx(z2-y2),
fy(z2-x2), dan fz(x2-y2).
Kelompok 3 terdiri dari fx3, fy3
dan fz3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar