Termodinamika kimia adalah
cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain dari
energi yang berkaitan dengan reaksi kimia dan bergantung pada perubahan keadaan.
Subjek kajian dari termodinamika kimia adalah sistem, sedangkan bagian di luar
sistem disebut lingkungan.
Berdasarkan
interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Sistem
terbuka,
jika terjadi pertukaran materi dan energi antara sistem dengan lingkungan.
Misalnya, kopi panas dalam cangkir. Uap air akan terlepas keluar cangkir dan
debu dapat masuk ke dalam cangkir, ini berarti adanya pertukaran materi. Jika
kita sentuh cangkir akan terasa panas, hal ini berarti terjadi pertukaran energi.
2. Sistem tertutup, jika tidak terjadi
pertukaran materi namun pertukaran energi masih dapat terjadi antara sistem dan
lingkungan. Misalnya, kopi panas dalam gelas tertutup. Uap air tidak dapat
keluar dari gelas dan debu tidak dapat masuk ke dalam gelas karena terhalang
oleh tutup gelas. Ini berarti tidak terjadi pertukaran materi, akan tetapi
ketika kita menyentuh gelas, kita masih merasakan panas. Ini berarti masih
terjadi pertukaran energi.
3. Sistem terisolasi, Jika
tidak terjadi pertukaran materi maupun energi antara sistem dan lingkungan.
Misalnya, kopi panas dalam termos. Uap air tidak dapat keluar dari termos dan
kita tidak merasakan panas ketika menyentuh termos, ini menandakan bahwa tidak
adanya pertukaran materi maupun energi.
Semua
sistem mempunyai energi. Tentu kamu masih ingat apa yang dimaksud dengan energi?.
Para Fisikawan mendefinisikan energi sebagai kemampuan untuk melakukan kerja
atau usaha. Kerja atau usaha (w) adalah apa yang terjadi bila suatu gaya memindahkan
suatu benda sejauh jarak tertentu. Satuannya adalah Joule. (1 Joule = kerja yang dilakukan oleh tenaga
sebesar satu newton sepanjang satu meter).
Dalam
kimia, kerja merupakan bentuk lain dari energi yang dapat dipertukarkan antara
sistem dan lingkungan. Menurut perjanjian international, w bertanda negatif (-w), jika sistem melakukan kerja pada
lingkungan dan w bertanda positif (+w), jika sistem menerima kerja dari
lingkungan. Kerja dapat dirumuskan sebagai berikut:
Selain
kerja, kalor (q) merupakan bentuk lain dari energi. Kalor dapat dipertukarkan
antara sistem dan lingkungan karena adanya perbedaan temperatur atau suhu.
Kalor mengalir dari panas ke dingin. Jika suatu zat menyerap kalor, maka
temperatur zat tersebut akan naik. Sebaliknya, jika suatu zat melepaskan kalor,
maka temperatur zat tersebut akan turun. Misalnya, kita memasukkan roti ke
dalam segelas susu hangat. Roti akan menyerap kalor sehingga roti akan
mengalami kenaikan temperatur, sedangkan susu akan melepas kalor sehingga
mengalami penurunan temperatur. Hal ini menyebabkan temperatur antara susu dan
roti menjadi relatif sama.
Seperti
halnya kerja, kalor bertanda negatif (-q) jika sistem melepas kalor ke
lingkungan dan kalor bertanda positif (+q) jika sistem menerima kalor dari
lingkungan. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan oleh sistem dapat
ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan mengukur perubahan temperatur yang
terjadi dalam sistem menggunakan kalorimeter. Jika
massa dan kapasitas kalor atau kalor jenis
sistem diketahui, maka jumlah kalor dapat ditentukan degan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Selain
kerja dan kalor, bentuk lain dari energi adalah radiasi, energi listrik, dan
energi kimia. Secara umum, semua bentuk energi tersebut dapat dibedakan menjadi
energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep). Energi kinetik adalah energi
yang berhubungan dengan gerakan partikel-partikel atau molekul-molekul dalam
sistem misalnya radiasi. Energi potensial adalah energi yang berhubungan dengan
gaya antarmolekul misalnya energi ikatan kimia. Jumlah energi kinetik dan
energi potensial adalah energi dalam (U atau E) atau internal energy.
Hubungan
perubahan energi dalam, kalor, dan kerja dirumuskan dalam hukum kekekalan
energi oleh James Prescott Joule (Hukum Termodinamika I).
“Satu
bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk energi yang lain, tetapi energi tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan”
Energi dalam (U) bergantung pada
keadaan sistem yang ditentukan oleh jumlah mol (n), temperatur (T), dan tekanan
(P). Nilai energi dalam tidak dapat ditentukan, akan tetapi perubahan energi
dalam (∆U) dapat
ditentukan jika sistem mengalami perubahan dengan rumus:
Jika
sistem menyerap kalor atau menerima kerja, maka energi dalamnya bertambah (∆U >
0). Sebaliknya, jika sistem melepas kalor atau melakukan kerja, maka energi
dalamnya akan berkurang (∆U < 0).
Proses
dalam termodinamika dapat dibedakan atas:
1. Pada
reaksi kimia yang berlangsung pada sistem tertutup dan volume tetap (isokhorik) maka sistem tidak melakukan
kerja (w = 0). Pada keadaan ini semua
perubahan energi yang menyertai reaksi adalah kalor reaksi (qv =
kalor reaksi pada volume tetap).
Kalor
reaksi pada keadaan volume tetap adalah ∆U
(perubahan energi dalam).
2. Pada
reaksi kimia yang berlangsung pada sistem terbuka dan tekanan tetap (isobarik) sehingga terdapat kalor (qp
= kalor pada tekanan tetap) dan kerja (w = P∆V). Pada
keadaan inilah, besar perubahan energi dalam suatu sistem sama dengan jumlah
kalor yang diterima sistem tersebut ditambahkan
jumlah kerja yang diterima sistem, sehingga sesuai dengan hukum
termodinamika I.
Kalor
reaksi pada keadaan tekanan tetap adalah ∆H
(perubahan entalpi).
3. Pada proses adiabatik merupakan
proses dimana tidak terjadi pertukaran kalor antara sistem dengan lingkungannya
(q = 0), sehingga;
Materi yang sangat membantu, apalagi kalo dilengkapin soal" mengenai materi ini ^_^ hihi, please visit ya www.ipb.ac.id buat nambah info juga. thanks
BalasHapusTrims sudah berkunjung dan sarannya, soal-soal dan jawabannya nanti saya post di bagian soal. klo saya berkunjung siapin kuenya ya :)
Hapusterimakasih Mas
BalasHapus