Kamis, 17 April 2014

STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SMK


 Tugas : Mata Kuliah Manajemen Diklat
Dosen : Drs. H. Romli Ardie, M.Pd
Disusun Oleh : Elly Muliawati dan Dewy Indah P
Prodi : Teknologi Pembelajaran Pasca Sarjana UNTIRTA


A.    PENDAHULUAN
Suatu negara harus sudah mulai memikirkan bagaimana agar dapat bersaing  dengan negara-negara lain di dunia, terutama dalam mengedepankan keunggulan  kompetitif, SDM, daripada keunggulan komparatifnya. Sumber daya alam yang  dimiliki suatu negara tidak akan dapat mensejahterakan rakyat dan bangsanya jika  SDM yang dimiliki tidak mampu mengubah kekayaan tersebut menjadi potensi  yang bermanfaat. Sayangnya, pengembangan SDM Indonesia masih belum  memenuhi harapan.
Pendidikan memegang peran kunci sebagai pendekatan dasar dalam  pembangunan bangsa untuk mencapai kualitas pengembangan SDM. Dalam  mempersiapkan SDM pembangunan, pendidikan harus mampu menghasilkan  SDM berkualitas dan profesional sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.  Menurut E. Mulyasa (2008), upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk  meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang  signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.
Menurut Moh. Uzer Usman (2008:3) pengembangan profesi guru pada  dasarnya merupakan tuntutan kebutuhan pribadi guru, tanggungjawab  mempertahankan dan mengembangkan profesinya yang tak dapat dilakukan oleh  orang lain kecuali dirinya sendiri. Pengembangan keprofesionalan guru sekolah  menengah kejuruan (SMK) memerlukan pengelolaan yang berbeda, karena SMK  memiliki karakteristik khusus. Menurut Akhmad Sonhaji (2002) terdapat tiga  karakteristik utama pendidikan teknik (kejuruan) yang perlu diperhatikan dalam  penyelenggaraannya, yaitu: (1) penekanan pada ranah psikomotorik, (2) sesuai  dengan perkembangan teknologi, dan (3) orientasi pada bidang kerja.
Salah satu  upaya peningkatan kompetensi guru SMK dapat dilakukan dengan  memperhatikan perencanaan pengembangan keprofesionalan guru yang sesuai  dengan karakteristik sekolah kejuruan. Hal ini berarti pengembangan  keprofesionalan guru bagi SMK merupakan usaha belajar seorang guru untuk  meningkatan kompetensi dan kinerja guru agar terus berkembang dan adaptif  terhadap perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dampaknya untuk  peningkatan mutu sekolah dan pembelajaran di kelas.


B.     PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU PADA PENIDIDIKAN KEJURUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga penyelenggaran pendidikan formal memiliki tanggungjawab terhadap pencapaian pengembangan sumber daya manusia di tingkat sekolah. Program pendidikan SMK harus mampu menyesuaikan perubahan yang terjadi di dunia kerja maupun perubahan teknologi yang semakin cepat. Guru sebagai salah satu elemen kunci yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SMK dituntut untuk mampu menyesuaikan kompetensi dan kinerjanya seiring dengan perubahan tersebut. Pengembangan keprofesionalan guru merupakan salah satu alternatif kegiatan peningkatan kualitas kemampuan profesional yang dibutuhkan di tingkat sekolah.
Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas harus mampu menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi, baik perubahan teknologi, ilmu pengetahuan, maupun struktur ketenagakerjaan. Guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran di sekolah memiliki tanggungjawab untuk mengatasi perubahan tersebut  sehingga guru saat ini dihadapkan pada perubahan yang cepat, permintaan standar yang tinggi, dan tuntutan peningkatan mutu, sehingga mengharuskan guru untuk meng-update dan meningkatkan keterampilan mereka melalui pembelajaran.
pengembangan keprofesionalan guru dalam pendidikan kejuruan dipengaruhi berbagai aspek, antara lain: kebutuhan akan peningkatan kompetensi guru baik pengetahuan teori dan praktik, kemandirian guru untuk melaksanakan pengembangan keprofesionalan, dukungan sumber daya untuk melaksanakan pengembangan keprofesionalan, kemauan guru sebagai pembelajar, dan kemampuan guru dalam mengaktualisasikan hasil pengembangan keprofesionalan yang ditunjukkan melalui kinerja guru dan keefektifan guru dalam melaksanakan tugasnya.
Tujuan kegiatan  pengembangan profesi guru adalah untuk meningkatkan mutu guru agar guru lebih profesional dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, kegiatan tersebut bertujuan  untuk memperbanyak guru yang profesional,bukan untuk mempercepat atau memperlambat kenaikan pangkat/golongan. Selanjutnya sebagai penghargaan kepada guru yang mampu meningkatkan mutu profesionalnya, diberikan penghargaan, di  antaranya dengan kenaikan pangkat/golongannya. Dalam kaitannya dengan program bimbingan penulisan karya ilmiah, maka penulisan karya tulis ilmiah sendiri yang merupakan salah satu kegiatan pengembangan profesi guru, bukanlah sebagai tujuan akhir tetapi sebenarnya merupakan wahana untuk melaporkan kegiatan yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pembelajaran di sekolah.

C.    TUJUAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
Guru adalah jabatan profesi, untuk itu seorang guru harus mampu melaksanakan tugasnya secara profesional Seseorang dianggapprofesional apabila mampu mengerjakan tugasnya dengan selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent (bebas dari tekanan pihak luar),  cepat (produktif), tepat (efektif), efisien dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima  yang didasarkan pada  unsur-unsur ilmu atau teori yang sistematis, kewenangan profesional, pengakuan masyarakat dan kode etik yang regulatif. 
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan orang untuk belajar terus, terlebih seorang yang mempunyai tugas mendidik dan mengajar. Sedikit saja lengah dalam belajar makaakan tertinggal dengan perkembangan termasuk siswa yang diajar. Oleh karenanya, kemampuan mengajar guru harus selalu ditingkatkan melalui pengembangan guru Tujuan pengembangan guru melalui pembinaan guru adalah untuk memperbaiki proses belajar me gajar yang di dalamnya melibatkan guru dan siswa, melalui serangkaian tindakan, bimbingan dan arahan.
Tujuan umum pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Secara khusus tujuan pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah sebagai berikut:
  1. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku.
  2. Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik.
  3. Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.
  4. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru.
  5. Meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di masyarakat.
  6. Menunjang pengembangan karir guru
D.    LANGKAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESI GURU
Kematangan psikologis merupakan tingkat kemapanan guru sebagai pebelajar orang dewasa untuk meningkatkan kualitas kompetensi dirinya melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan. Kematangan psikologis ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap kemampuan mengelola pengetahuan dan keterampilan, kegiatan pengembangan keprofesionalan, dan kinerja guru dalam melaksanakan profesinya.
Terdapat empat aspek/indikator yang perlu mendapat perhatian pada pengembangan profesionalisme guru, yaitu:
  1. Kesadaran yang meliputi: kesadaran teknis, kesadaran personal, kesadaran problematika, kesadaran kritik, dan tingkat kesadaran guru.
  2. Keyakinan yang meliputi: konsep diri, pengalaman hidup, keinginan belajar, mengatasi masalah, dan motivasi internal.
  3. Nilai yang meliputi: kejujuran, displin, toleransi, kemandirian, dan komitmen.
  4. Etika yang meliputi: sopan satun, kerjasama, sikap, kepribadian, dan kepatuhan.
Kemampuan mengelola pengetahuan dan keterampilan merupakan kemampuan guru dalam mengelola informasi yang diperoleh dari proses pembelajaran menjadi pengetahuan dan keterampilan yang bermakna dalam melaksanakan profesinya. Kemampuan mengelola pengetahuan dan keterampilan ini merupakan komponen yang berpengaruh urutan kedua setelah kematangan psikologis terhadap kegiatan pengembangan keprofesional guru, dan komponen yang berpengaruh urutan ketiga setelah kematangan psikologis dan kegiatan pengembangan keprofesional guru terhadap kinerja guru, serta komponen yang berpengaruh urutan pertama terhadap keefektifan guru. Terdapat empat aspek/indikator yang perlu mendapat perhatian pada komponen ini, yaitu:
  1. Mengorganisasikan pengetahuan pedagogik umum dan personal.
  2. Mengaktualisasikan pengetahuan teori dan praktik.
  3. Mengaktualisasikan pengetahuan kontekstual yang meliputi pengetahuan lingkungan sekitar dan perubahan kekinian pengetahuan.
  4. Mengaktualisasikan pengalaman teoritis dan praktis.


E.     KESIMPULAN
Makna guru jauh lebih tinggi dari makna pengajar (teacher). Oleh karena itu lembaga pendidikan tenaga kependidikan harus meletakkan nilai-nilai guru secara mendasar. Agar menjadi guru agung pendidikan kejuruan maka seorang calon guru dibentuk kesadarannya untuk: (1) memahami filsafat pendidikan kejuruan; (2) memahami teori pendidikan kejuruan; (3) etika guru pendidikan kejuruan; dan (4) menguasai teknis pembelajaran berbasis kompetensi.
Untuk dapat belajar secara tuntas, perlu dikembangkan prinsip pembelajaran (1)  learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, yang memberikan pengalaman belajar bermakna) yang dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis produksi, (2) Individualized learning yaitu pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap individu, dan (3) memanfaatkan lingkungan sebagai tempat dan sumber belajar efektif; (4) Memberi kesempatan siswa berkembang secara utuh optimal sesuai kemampuan; (5) Isi materi sesuai karakteristik siswa; (6) Media dan sumber belajar tersedia dalam jumlah yang cukup; (7) Menjadikan pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa bukan bagi guru.

DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa. (2008). Standar kompetensi dan sertifikasi guru, Cetakan ketiga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
http://sekolah.8k.com/rich_text_1.html
Moh. Uzer Usman. (2008). Menjadi guru profesional, Cetakan ke-20. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM KIMIA SMA: MEMBAWA KONSEP ABSTRAK KE DUNIA NYATA

Pembelajaran interaktif telah menjadi tren dalam dunia pendidikan modern. Dalam mata pelajaran kimia, yang seringkali dianggap abstrak dan s...