#SERI
SEMANGAT GURU
(Program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kemampuan nonteknis sebagai pendukung penggunaan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar)
Pada kesempatan kali ini,
saya ingin berbagi pengalaman mengikuti diklat semangat guru yang
diselenggarakan pada tanggal 21 Juni 2021 sampai 25 Agustus 2021. Banyak hal
yang telah dibagi oleh Adi Respati. Adi Respati merupakan konsultan adopsi
teknologi dalam pembelajaran di Websis for Edu.
Pelatihan ini memberikan
energi untuk saya bangkit kembali dari kegagalan. Mengapa demikian? Karena Ka
Adi (saya panggil demikian…) memberikan motivasi dengan topik “resiliensi dalam
mempelajari teknologi untuk pembelajaran”.
Apa sih resiliensi?
Menurut Reivich dan Masten
(2005), resiliensi merupakan kemampuan individu dalam mengatasi, melalui, dan
kembali pada kondisi semula setelah mengalami kesulitan. Kemampuan ini
membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi saat menghadapi tekanan baik dari
internal maupun eksternal. Kata kunci resiliensi adalah “Tangguh”.
Mengapa kita harus mempunyai
kemampuan resiliensi?
Pembelajaran di masa pandemi
membuat semua harus berpikir keras dan cerdas agar pembelajaran tetap
berlangsung sehingga murid tidak kehilangan semangat belajarnya. Teknologi
sangat berperan dalam meningkatkan pembelajaran. Namun, kata Ka Adi, perjalanan
menjadi pembelajar untuk mencapai tingkat-tingkat manfaat teknologi tersebut
sangat panjang, kadang kita unggul kadang ketinggalan. Saat inilah kita perlu
resilien.
Bagaimana caranya?
Saya tidak terlalu suka
untuk mengupload momen unggul atau karya di media sosial namun ternyata kegiatan
ini dapat membantu kita untuk resilien. Setiap momen unggul yang kita bagikan menjadi
rekam jejak yang akan membuat kita bangkit lagi saat mengalami keterpurukan.
Momen unggul memberikan kita semangat bahwa kita pernah berada dalam posisi
tertinggi dan kita bisa melakukan lagi.
Rekam jejak ini akan
memberikan irama perjalanan yang semakin jelas. Saat kita unggul kita punya
semangat melaju pesat. Saat kita berada dalam ketertinggalan maka kita perlu
mengatur tenaga untuk mengejar. Toh, kereta cepat sekalipun harus rehat sejenak
di beberapa stasiun sebelum mencapai stasiun akhir. Jadi, tertinggal itu wajar.
Ka Adi memberikan tips bagaimana
caranya agar perjalanan panjang pembelajar menjadi lebih matang.
“Seperti dalam marathon, mengatur tenaga (baca:
mengelola resilensi) semakin efektif jika kita tahu masih berapa jauh atau
berapa dekat kita dengan garis finish. Dalam marathon menunju e-learning yang
baik ini, peta kita adalah Kerangka SAMR”.
SAMR
merupakan suatu kerangka yang dapat menggambarkan tingkat kematangan seseorang
dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Tingkat kematangan ini terdiri
dari substitution, Augmentation,
Modification, dan Redefination. Semakin matang kita dalam memanfaatkan
teknologi dalam pembelajaran, semakin besar peningkatan proses dan hasil yang
terjadi dalam pembelajaran.
Pada
saat pandemi, kita disuguhkan dengan berbagai penawaran penggunaan teknologi. Kita
belajar dan belajar lagi tentang banyak aplikasi yang sebenarnya mempunyai
fungsi yang sama. Hal inilah yang membuat kita terjebak dalam tingkat substitution. Pada pelatihan ini, Ka Adi
memberikan pandangan bahwa kita seharusnya sudah menerapkan hardware dan aplikasi yang dipelajari
untuk pengembangan pembelajaran menuju setiap tingkatan dengan menentukan
terlebih dahulu apa tujuan pembelajarannya. Penentuan tujuan ini akan membantu
kita menakar lebih akurat seberapa besar resiliensi yang diharapkan ada dalam
diri kita untuk menerobos masing-masing tingkatan tersebut.
Untuk
mengetahui lebih dalam tentang kerangka SAMR, Ka Adi membagikan naskah yang
dapat digunakan sebagai referensi.
1. Kerangka SAMR, berisi pemaparan tentang kerangka SAMR sehingga kita dapat langsung membayangkan pengembangan skenario pembelajaran yang akan kita lakukan.
2.
Resiliensi dan
kerangka SAMR, berisi uraian pendek tentang keterampilan yang perlu kita kenali
untuk menempuh tingkat-tingkat SAMR dan potensi tantangan-tantangan pada
masing-masing tingkat SAMR.
Selain itu, kita juga dapat menonton webinar
Resilience: Tangguh & Teknologi yang disiarkan secara live pada hari Rabu, 30 Juni 2021 pada tautan berikut ini:
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman tentang resiliensi maka kita diajak untuk membuat rencana perjalanan pertama pengembangan diri dalam praktik e-learning dan mengatasi tantangan yang akan dihadapi dalam perjalanan tersebut.
Rencana tindak lanjut setelah mengikuti pembelajaran ini, saya memilah dan memilih aplikasi pembelajaran yang benar-benar dapat saya terapkan dalam mengembangkan pembelajaran di sekolah. Saya memilih salah satu aplikasi dari sekian banyak aplikasi yang mempunyai fungsi yang sama, mendalami setiap tools nya dan mengkombinasikan dengan aplikasi lainnya sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar