Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menyatakan muatan suatu atom. Bilangan oksidasi dapat berupa bilangan positif, negatif, atau nol
Terdapat 8 aturan yang harus Anda ketahui dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom, yaitu
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
Unsur bebas adalah
unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur
bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu,
Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2,
Cl2, P4, S8. Kesemua unsur-unsur tersebut akan
memiliki bilangan oksidasi 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
Contoh:
- Bilangan oksidasi ion monoatom Na+,
Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan
+3.
- Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+,
SO42-, dan PO43- berturut-turut
adalah +1, -2, dan -3.
3.
Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan
golongannya
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb,
Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan
oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba,
Ra = +2.
Contoh: Bilangan
oksidasi Mg dalam senyawa MgSO2 adalah +2.
IIIA = B, Al, Ga, In, Tl
= +3
Contoh: Bilangan
oksidasi Al dalam senyawa Al2O3 adalah +3.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
Contoh:
Bilangan oksidasi Cu = +1
dan +2.
Bilangan oksidasi Au = +1
dan +3.
Bilangan oksidasi Sn = +3
dan +4.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
Contoh:
NH4+ =
+1
Biloks H = +1. Atom H
memiliki indeks 4, maka biloks H dikalikan dengan indeks H = +4. Karena jumlah
muatan NH4+ = +1, maka biloks N haruslah -3, agar
ketika biloks N dan H dijumlahkan, hasilnya sesuai dengan jumlah muatannya,
yaitu +1.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
Contoh:
H2O = 0
Biloks H = +1. Atom H
memiliki indeks 2, sehingga biloks H dikalikan dengan indeks H = +1 x
2 = +2. Agar jumlah biloks H dan O sama dengan 0, maka biloks O harus bernilai
-2.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 =
-1.
Bukti:
Atom Al merupakan unsur
logam golongan IIIA, sehingga biloks Al = +3. Ingat aturan biloks poin
6, jumlah biloks unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0. Jadi, apabila
biloks Al dan H dijumlahkan, hasilnya harus 0. Agar biloks Al + biloks H = 0,
biloks H haruslah -3. Karena atom H memiliki indeks 3, maka biloks H : indeks H
= -3 : 3 = -1. Terbukti jika biloks H dalam AlH3 adalah -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 =
-1.
Bukti:
Atom Ba merupakan unsur
logam golongan IIA, sehingga biloks Ba = +2. Jumlah biloks Ba dan biloks O
harus 0 (aturan biloks poin 6). Oleh sebab itu, biloks O harus bernilai -2.
Karena atom O memiliki indeks 2, jadi biloks O : indeks O = -2 : 2 = -1.
Terbukti jika biloks O dalam BaO2 adalah -1.
Bagaimana, Apa Anda memahami penjelasan tentang bilangan oksidasi tersebut? Di bawah ini ada beberapa contoh soal
yang bisa Anda kerjakan.
Soal :
Tentukan bilangan oksidasi dari atom-atom penyusun senyawa berikut ini!
1. P2O5
2. MnO2
3. Cr2O42-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar