Semua
zat pada dasarnya terdiri atas atom-atom. Atom-atom sejenis akan berikatan
membentuk molekul unsur, sedangkan atom-atom yang berbeda jenis akan berikatan
membentuk molekul senyawa. Pada tiap molekul tersebut terdapat gaya tarik
menarik antar atom yang disebut dengan ikatan kimia.
Pada
saat atom-atom berikatan membentuk molekul maka atom-atom tersebut akan
menempatkan dirinya dalam posisi tertentu. Cara atom-atom saling berikatan,
jenis ikatan antar atom dan gaya-gaya yang terjadi antar atom mempengaruhi
penempatan atom-atom tersebut dalam ruang sehingga menghasilkan bentuk-bentuk
molekul tertentu. Para pakar kimia telah menggolongkan bentuk molekul ke dalam
beberapa bentuk ruang tiga dimensi atau disebut dengan geometri molekul.
Ada
2 cara dalam menentukan geometri molekul senyawa kovalen sederhana, yaitu
dengan teori jumlah pasangan elektron di sekitar kulit atom yang dikenal dengan
nama teori VSEPR (Valence Shell Elektron Pairs Repolsion) dan dengan teori
hibridisasi.
Teori VSEPR
Dalam
suatu molekul, atom diikat oleh atom yang lainnya dengan menggunakan pasangan elektron
yang berada dalam kulit terluar atom pusat. Pasangan-pasangan elektron ini akan
berusaha saling menjauhi sehingga gaya tolak menolak pasangan elektron menjadi
minimum. Hal ini menjadi dasar Teori VSEPR yang dikemukakan oleh Sidgwick
Powell dan Nylholm Gillespie. Teori VSEPR disebut juga teori domain elektron
atau teori tolakan pasangan elektron kulit terluar atom.
Teori
VSEPR menerangkan beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut;
1. Pasangan-pasangan
elektron pada kulit terluar atom pusat baik pasangan elektron bebas (PEB)
maupun pasangan elektron terikat (PEI) akan tolak menolak satu sama lain sejauh
mungkin sehingga gaya tolakannya menjadi minimum.
2. Kekuatan
tolakan antar pasangan elektron berbeda-beda. Tolakan PEB-PEB > tolakan PEB-PEI
> PEI-PEI. Hal ini terjadi karena PEB hanya terdapat pada satu atom saja,
sehingga dapat bergerak bebas dan menempati ruang lebih besar dibandingkan PEI.
Akibat dari tolakan dari PEB tersebut maka sudut ikatan PEI menjadi lebih
kecil.
3. Teori ini
tidak menggunakan orbital atom, yang penting kita mengetahui banyaknya pasangan
elektron terluar di sekitar atom pusat, baik PEB maupun PEI dengan menggunakan struktur
titik elektronnya (struktur lewis) kemudian menentukan posisi PEI untuk
meramalkan geometri molekulnya.
Beberapa
geometri suatu molekul yang dapat diramalkan dengan menggunakan teori VSEPR
adalah sebagai berikut;
1. Geometri
linier
Geometri linier
adalah bangun ruang molekul yang atom-atom penyusun molekulnya berada dalam
suatu garis lurus. Contoh geometri linier misalnya pada berilium Florida (BeF2).
Berilium (Be) mempunyai nomor atom 4. Konfigurasi Be = [He] 2s2 jadi
elektron terluarnya = 2. Dua elektron
ini digunakan Be untuk berikatan dengan F, sehingga Be menjadi atom pusat yang
memiliki dua pasang elektron ikatan pada kulit terluarnya. Struktur lewis BeF2
adalah sebagai berikut;
Kedua pasangan elektron
ikatan tersebut akan menempati posisi yang berlawanan untuk meminimalkan
tolakan. Sudut F-Be-F yang terbentuk sebesar 1800 atau membentuk
garis lurus. Geometri molekulnya adalah linier seperti tampak pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 geometri
molekul BeF2
2. Geometri
trigonal planar
Geometri trigonal
planar merupakan bangun ruang suatu molekul dimana atom pusatnya dikelilingi
oleh tiga atom lainnya. Ketiga atom tersebut menempati sudut-sudut segitiga
datar. Contoh geometri trigonal planar misalnya pada boron triflorida (BF3).
Boron (B) mempunyai nomor atom 5. Konfigurasi elektron B = [He] 2s2 2p1.
Jumlah elektron terluar = 3. Ketiga elektron ini digunakan untuk berikatan
dengan F, sehingga B sebagai atom pusat memiliki tiga pasang elektron ikatan
pada kulit terluarnya. Struktur lewis BF3 sebagai berikut;
Untuk meminimalkan tolakan maka ketiga pasangan
elektron tersebut masing-masing akan menempati sudut pada segitiga sama sisi
pada bidang datar. Sudut yang terbentuk sebesar 1200. Geometri molekulnya
adalah segitiga datar atau trigonal planar seperti yang terdapat pada gambar
2.2.
Gambar
2.2. geometri BF3
3. Geometri
tetrahedral
Geometri tetrahedral
adalah bangun ruang limas empat sisi dengan muka segitiga equilateral. Contoh
geometri tetrahedral misalnya pada molekul metana (CH4). Atom
karbon (C) dengan nomor atom 6, mempunyai konfigurasi elektron [He] 2s2
2p2. elektron terluarnya adalah empat. Keempat elektron tersebut
digunakan untuk melakukan ikatan dengan H, sehinggga atom C sebagai atom pusat
memiliki empat pasang elektron ikatan di sekitar kulit terluarnya. Keempat
pasang elektron tersebut meminimalkan tolakan dengan menempatkan dirinya pada
sudut-sudut tetrahedral. Semua sudut ikatan H-C-H sebesar 109,50.
Geometri molekulnya adalah tetrahedral.
Pasangan elektron
bebas di sekitar kulit terluar atom pusat dapat mempengaruhi geometri
molekulnya, misalnya pada molekul amoniak (NH3). Pada molekul
amoniak, nitrogen (N) mempunyai lima elektron pada kulit terluarnya. tiga
elektron digunakan untuk berikatan dengan H sedangkan dua elektron membentuk
pasangan elektron bebas. Jadi N sebagai atom pusat tiga pasangan elektron
ikatan dan satu pasang elektron bebas. Tolakan minimal dicapai jika tiga pasang
elektron ikatan berada pada sudut segitiga equilateral dan atom pusat N berada
di bagian atas segitiga equilateral. Geometri molekulnya adalah trigonal
piramida atau limas segitiga. Karena tolakan PEB-PEI > PEI-PEI maka PEB
membutuhkan ruang lebih besar daripada PEI sehingga sudut ikatan H-N-H mengecil
menjadi 1070.
Pada
molekul air (H2O), pasangan elektron ikatannya hanya dua pasang, dua
pasang lainnya adalah pasangan elektron bebas. Adanya dua pasang elektron bebas
ini akan semakin membuat kecil sudut ikatan H-O-H menjadi 105,30.
Geometri molekul H2O adalah V atau bengkok. Geometri molekul CH4,
NH3 dan H2O dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar
2.3 geometri molekul CH4 , NH3 dan H2O
4. Geometri
trigonal bipiramida
Geometri trigonal
bipiramida merupakan bangun ruang yang tersusun atas dua buah limas segitiga
dengan bagian mukanya dipersekutukan. Contoh molekulnya adalah pospor
pentaklorida (PCl5). Pospor (P) memiliki lima elektron terluar yang
seluruhnya digunakan untuk berikatan dengan Cl membentuk lima pasang elektron
ikatan. Kelima pasang elektron tersebut menempati dua posisi yang tidak
ekivalen untuk meminimalkan tolak menolak antara pasangan elektron. Tiga pasang
elektron masing-masing akan menempati posisi di puncak segitiga equilateral dengan
sudut Cl-P-Cl sebesar 1200 sedangkan dua pasang ikatan lainnya
masing-masing menempati puncak aksial dengan sudut Cl-P-Cl sebesar 900.
Jika suatu molekul
mempunyai pasangan elektron bebas diantara kelima pasangan elektronnya, maka
pasangan elektron bebas akan menempati posisi equatorial. Hal ini dikarenakan
pasangan elektron bebas selalu ingin menempati daerah yang lebih luas. Semakin
banyak pasangan elektron bebasnya maka sudut ikatannya semakin kecil. Sebagai
contoh pada molekul SF4, akibat adanya satu pasang elektron bebas,
sudut ikatan F-S-F pada posisi aksial mengecil menjadi 86.80 dan
pada posisi equatorial menjadi 101,50. Beberapa contoh adanya
pengaruh pasangan elektron bebas pada bentuk geometri dapat dilihat pada gambar
2.4.
Gambar 2.4. geometri untuk PCl5,
SF4, ClF3 dan I3-
5. Geometri oktahedral
Geometri oktahedral
merupakan suatu bangun ruang yang mempunyai delapan muka segitiga, dibentuk
dari dua buah limas dengan alas segiempat yang dipersekutukan. Contoh molekul
dengan geometri oktahedral adalah belerang heksaflorida (SF6). Dalam
molekul ini, terdapat enam pasang elektron kulit terluar pada atom pusat
belerang (S). Tolakan antar pasangan elektron akan minimal jika keenam pasang elektron
itu berada pada sudut-sudut oktahedral. Geometri oktahedral memiliki enam
puncak dan delapan muka berupa segitiga equilateral yang identik. Semua sudut
F-S-Fnya sama yaitu sebesar 900. Perubahan geometri akibat adanya
pasangan elektron bebas dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar
2.5 geometri molekul SF6, ClF5 dan XeF4
6. Geometri
molekul yang memiliki ikatan rangkap menurut model VSEPR dianggap sebagai satu
gugusan elektron seperti ikatan tunggal. Contohnya molekul CO2.
Geometrinya linier seperti pada gambar 2.6.
Gambar
2.6. geometri molekul CO2
7. Pada
Senyawa ion, kedudukan muatan ion dalam geometri tidak dapat ditunjukkan sebab
muatan ion bukan milik salah satu spesi dalam molekul itu, tetapi menjadi satu
kesatuan dengan spesi yang terdapat pada ion itu, sehingga untuk
menunjukkan bahwa geometri itu adalah ion, hanya dapat
ditunjukkan pada struktur lewisnya saja. Contoh pada molekul H3O+,
Gambar
2.7. geometri molekul ion H3O+
Geometri
suatu molekul menurut teori VSEPR dapat pula diramalkan dengan menghitung
jumlah pasangan elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan.
Perumusan
umum yang dapat digunakan adalah
Keterangan
:
A = Atom pusat
X
= atom yang terikat pada atom pusat
m
= jumlah pasangan elektron yang terikat (PEI)
E = pasangan elektron
bebas yang berpengaruh pada bentuk molekul karena akan mendorong pasangan elektron
ikatan untuk lebih saling mendekat satu sama lain sehingga membentuk suatu
struktur tidak sesuai dengan bentuk molekul dasar.
n = jumlah pasangan elektron
bebas (PEB). n = (EV – X)/2 jika ikatannya tunggal dan n =(EV – 2X)/2 jika
ikatannya rangkap.
EV = jumlah elektron
valensi atom pusat
Contoh
soal:
Tentukan
tipe molekul dan geometri molekul dari senyawa-senyawa biner berikut ini;
a. BF3 b. XeO4
Jawab.
a. Atom
pusat pada BF3 = B, Konfigurasi 5B = [He] 2s2
2p1 dan 9F = [He]
2s2 2p5 maka BF3 ikatannya kovalen tunggal,
jadi Jumlah elektron valensi B (EV) = 3, Jumlah pasangan elektron ikatan (m) =
3
Jumlah pasangan elektron bebas (n) = (3-3)/2
= 0
Jadi tipe molekul = AX3 Geometri molekulnya = segitiga datar
a. Atom
pusat pada XeO4 = Xe, konfigurasi elektron 54Xe = [Kr] 5s2
4d10 3p6 dan 8O =[He] 2s2 2p4
maka XeO4 ikatannya rangkap, jadi Jumlah elektron valensi Xe (EV) = 8,
jumlah pasangan elektron ikatan (m) = 4
Jumlah pasangan elektron bebas (n) =
(8-2x4)/2 = 0
Jadi tipe molekul = AX4 Geometri molekulnya = tetrahedral
Secara
umum, hasil perumusan dengan teori VSEPR untuk meramalkan geometri molekul
sederhana ditunjukkan pada tabel 2.1.
Pasangan
elektron
|
Struktur pasangan
elektron
|
Geometri molekul
|
Tipe molekul
|
Contoh senyawa
|
||
Ikatan
|
Bebas
|
Total
|
||||
2
|
0
|
2
|
Linier
|
Linier
|
AX2
|
BeCl2
|
3
2
|
0
1
|
3
|
Segitiga datar
|
Segitiga datar
Bengkok atau V
|
AX3
AX2E
|
BCl3
SnCl2
|
4
3
2
|
0
1
2
|
4
|
tetrahedral
|
Tetrahedral
Segitiga piramida
Bengkok atau V
|
AX4
AX3E
AX2E2
|
CCl4 &
SiH4
NH3 & PCl3
H2O & SCl2
|
5
4
3
2
|
0
1
2
3
|
5
|
Segitiga bipiramida
|
Segitiga bipiramida
Jungkat-jungkit
Bentuk T
linier
|
AX5
AX4E
AX3E2
AX2E2
|
PCl5 & PF5
SF4
ClF3
XeF2
|
6
5
4
|
0
1
2
|
6
|
oktahedral
|
Oktahedral
Segiempat piramida
Segiempat datar
|
AX6
AX5E
AX4E2
|
SF6
ClF5
XeF4
|
Tabel 2.1 Geometri molekul menurut teori
VSEPR
Nama : DEDE CECEP SAEPULLOH
BalasHapusKelas X MIPA 2
Insya allah saya paham... Saya ada pertanyaan... Kenapa molekul yang memiliki pasangan elektron ikatan dan bebas tidak memiliki total????
Nama: Sri fatmawati
BalasHapusKelas: X MIPA 3
Ingin bertanya: mengapa teori VSEPR tidak menggunakan Orbital atom?
HapusNama:Nur Halimah
Kls:X Mipa 4
Jawab:teori VSEPR tidak menggunakan oribital atom dalam meramalkan bentuk molekul tetapi menggunakan titik elektron suatu atom.jika suatu atom berreaksi,maka elektron pada kulit terluar (elektron valensi) akan berhubungan langsung terlebih dahulu.elektron valensi akan menentukan bagaimana suatu ikatan dapat terjadi.
HapusKarena pasangan elektron valensi disekitar atom akan saling tolak menolak
Nama:Susanti
BalasHapusKelas:X mipa 4
Mengapa semakin banyak pasangan elektron sudut ikatannya semakin kecil?
Nama: siti nurul hoti mah
HapusKelas: x MIPA 1
Jawab: karena semakin banyak pasangan elektron bebasnya makan sudut ikatannya semakin kecil.
Nama: Lailatul Musdalifah
BalasHapusKelas: X MIPA 2
Apakah molekul amoniak itu?
Nama: siti nurul hotimah
HapusKelas: x MIPA 1
Jawab: amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH³.Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas(yang disebut bau amonia biasanya seperti bau air kecil saat di kamar mandi)