Modul 1.4 Tahapan eksplorasi konsep
Pada tahapan ini saya berharap dapat 1) menganalisis pentingnya memiliki keyakinan sekolah/kelas sebagai pondasi dan arah tujuan sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/jelas. 2) menjelaskan proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih ke keyakinan kelas, 3) berpikir kritis, kreatif, reflektif dan terbuka dalam menggali nilai-nilai yang dituju pada peraturan yang ada di sekolah.
Pengertian tentang keyakinan menjadi awal dalam mempelajari keyakinan kelas. Keyakinan merupakan nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang apapun. Mengapa harus keyakinan mengapa bukan peraturan?.
Saya mulai memikirkan bedanya peraturan dengan keyakinan. Coba kita bayangkan saat kita melihat banyak sekali poster dilarang merokok, bahkan disertai gambar orang yang mengidap kanker tenggorokan karena merokok, tapi kenyataannya masih banyak perokok yang kita temui. Mengapa demikian? karena kalimat "dilarang merokok" hanya sebagai imbauan atau aturan pada tempat tertentu. Jika hanya dianggap peraturan maka orang akan mengikuti aturan tersebut pada waktu dan tempat tertentu juga. Tetapi, jika itu menjadi suatu keyakinan bahwa hal itu berhubungan dengan kesehatan diri dan orang lain di sekitarnya maka orang tersebut akan berhenti merokok.
Keyakinan ini berhubungan erat dengan motivasi perilaku manusia yang ketiga yaitu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Jika seseorang meyakini nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam suatu aturan maka orang tersebut akan menjalankan aturan tersebut tanpa adanya paksaan atau dorongan dari siapapun. Maka dari itu, sangatlah penting bagi murid kita mengetahui nilai-nilai kebajikan apa yang terkandung dalam peraturan yang ada di sekolah dan memahami apa tujuan utamanya sehingga dapat menjadi dasar keyakinannya. Maka dari itu, hendaklah guru memfasilitasi murid untuk berpikir kritis, kreatif, reflektif dan terbuka dalam menggali nilai-nilai yang dituju pada peraturan yang ada di sekolah. Inilah yang menjadi dasar dalam pembuatan keyakinan kelas.
Seperti apa sebenarnya keyakinan kelas?
Keyakinan kelas bersifat lebih abstrak dan universal dari pada peraturan yang lebih rinci dan konkrit, misalkan beberapa peraturan di kelas: kembalikan barang ke tempatnya, dilarang mengganggu orang lain, dilarang memakai barang orang lain tanpa izin, dll. Peraturan-peraturan tersebut dapat menjadi keyakinan kelas sebagai berikut "menghormati orang lain dan barang miliknya".
Kalimat keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk kalimat positif. misalkan peraturan: jangan berlari di kelas atau koridor, jangan bersuara keras atau berisik. Keyakinan kelas: "menjaga ketertiban dan kenyamanan di dalam dan di luar kelas".
Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak dan sebaiknya hal yang penting yang dapat diterapkan, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas. Keyakinan kelas merupakan hasil kesepakatan bersama seluruh warga kelas jadi hendaknya semua berkontribusi aktif saat kegiatan diskusi atau curah pendapat dalam pembuatan keyakinan kelas. Keyakinan kelas dapat ditinjau kembali pada waktu tertentu untuk memunculkan nilai-nilai kebajikan lain sebagai perwujudan dari budaya positif di kelas.
Terima kasih bu dewi, semoga saya sebagai guru bisa memfasilitasi murid untuk berpikir kritis, kreatif, reflektif dan terbuka dalam menggali nilai-nilai yang dituju pada peraturan yang ada di sekolah sehingga keyakinan pada diri mereka bisa tumbuh
BalasHapusAamiin... semangat bapak ibu guru hebat
BalasHapusTerimakasih bu Dewi untuk informasinya, pengetahuan baru bagi saya agar dapat mengelola kelas menjadi lebih tertib
BalasHapusMateri yang bermanfa'at, semoga kita diberikan kekuatan dan keikhlasan. aamiin
BalasHapusSering kita memotivasi siswa tapi masih saja ada yang belum sadar tentang pentingnya belajar dan rupanya saya belum meyakinkan siswa bahwa belajar adalah kebutuhan
BalasHapus