Jumat, 23 Februari 2024

DEMONSTRASI KONSTEKTUAL PEMANFAATAN ASET MELALUI BAGJA

Modul 3.2 Tahapan demontrasi konstektual

Pada tahapan ini, melalui tayangan video praktik baik, saya berharap dapat  1) menganalisis tentang visi dan prakarsa perubahan, 2) mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan B - A - G - J - A, 3) mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran, 4) menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan.

Berdasarkan tayangan video praktik baik tersebut, beberapa pelajaran penting yang dapat saya peroleh adalah sebagai berikut:

Visi dari sekolah: "Terwujudnya Kelas Impian sebagai Penyemangat Belajar Murid"

Prakarsa perubahan: "Mewujudkan Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan untuk Belajar"

Pertanyaan utama: "Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?".

Kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh guru untuk melakukan prakarsa perubahan menggunakan tahapan BAGJA.

1.       B (Buat Pertanyaan)

a.   Guru mengajak rekan sejawat bertukar pikiran untuk melakukan prakarsa perubahan

b.   Guru menuliskan kata "Penyemangat Belajar" yang mengundang rasa ingin tahu murid.

c.   Guru mengajukan pertanyaan terkait kata yang dituliskan di papan tulis yaitu "Apa yang muncul dalam pikiran kalian saat membaca tulisan di papan tulis?".

d.  Guru menggali informasi pendapat dan pengalaman murid terkait hal-hal yang menjadi penyemangat belajar mereka.

e.   Guru menanyakan pada murid apa yang disukai dari kelas kita yaitu"Anak-anak, kira-kira apa yang kalian sukai dari kelas kita ini? Coba perhatikan kelasnya".

 

2.       A (Ambil Pelajaran)

a.  Guru meminta seluruh murid untuk berkunjung saat jam istirahat ke kelas 2 dan kelas 6 untuk menambah inspirasi tentang kelas yang membuat semangat belajar dengan dibentuk 4 kelompok.

b.  Murid mengidentifikasi ruang kelas lain dan mencatat tentang apa yang disukainya di kelas tersebut sebagai penyemangat belajar.

c.   Murid bertanya pada murid kelas lain tentang apa yang mereka sukai untuk mewujudkan kelas yang menyenangkan untuk belajar.

d.  Setiap kelompok mendiskusikan tentang apa yang mereka sukai sebagai penyemangat belajar.

 

3.       G (Gali Mimpi)

a.   Guru menyiapkan alat dan bahan untuk dibagikan pada setiap kelompok.

b. Guru meminta murid untuk menutup mata dan membayangkan kelas yang mereka impikan yaitu kelas yang nyaman dan menyenangkan yang dapat menjadi penyemangat dalam belajar

c.  Murid didalam kelompoknya menggambarkan kelas impian mereka yang nyaman dan menyenangkan pada kertas karton manila sesuai dengan yang mereka bayangkan.

d.  Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya tentang kelas impian mereka yang nyaman dan menyenangkan di depan kelas secara bergantian

 

4.       J (Jabarkan Rencana)

a.  Murid diajak untuk berkontribusi menentukan kebutuhan apa untuk mewujudkan kelas impiannya yang nyaman dan menyenangkan.

b.   Murid menyebutkan kelas impian yang diinginkan sebagai penyemangat belajar.

c.   Guru menuliskan di papan tulis daftar kelas impian murid.

d.   Guru membagi tugas setiap murid untuk mewujudkan kelas impian yang menyenangkan

 

5.       A (Atur Eksekusi)

a.   Murid diberi kesempatan dalam berkontribusi untuk menentukan pembagian tugas dalam kelompoknya.

b.   Guru dan murid mendiskusikan jadwal pelaksanaan menata kelas impian.

c.   Murid menyiapkan alat dan bahan sesuai tugasnya masing-masing.

d.  Seluruh murid dibantu guru bergotong royong mewujudkan kelas impian yang menjadi penyemangat belajar.

Guru kelas menggambarkan peranan pemimpin pembelajaran yang menerapkan BAGJA didalam kelasnya untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan sebagai penyemangat belajar dengan fokus pada kekuatan atau aset yang dimiliki. Guru tersebut bertindak sebagai manager yang mendorong murid berkolaborasi untuk menggali dan mengembangkan potensi atau kekuatan yang dimiliki untuk mewujudkan visi bersama. 

Modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dan strategi pemnfaatannya adalah sebagai berikut:

Modal manusia: Guru, rekan sejawat, murid berkolaborasi dalam melakukan prakarsa perubahan dengan berfokus pada kekuatan/potensi yang dimilikinya

Modal fisik: Ruang kelas, hiasan dinding, rak buku, meja dan kursi guru, meja dan kursi murid, buku-buku penunjang pembelajaran, papan tulis, yang ditata sedemikian rupa sehingga mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan yang dapat menjadi penyemangat belajar.

Modal lingkungan: Lingkungan sekolah, lingkungan/ruang kelas 2 dan kelas 6 sebagai sumber inspirasi bagi murid-murid untuk mewujudkan kelas impian. 

Modal finansial: Dana untuk membeli alat dan bahan untuk keperluan mewujudkan kelas impian

Modal sosial: Kemampuan guru dalam berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk merumuskan prakarsa perubahan. Kerjasama yang baik antara guru dengan muridnya, antar murid, dan murid tersebut dengan murid kelas 2 dan 6 untuk melakukan langkah-langkah BAGJA dengan baik guna mewujudkan visi bersama.

Modal politik: Kebijakan yang memberikan kemerdekaan murid mewujudkan kelas impiannya agar meningkatkan semangat belajar.

Modal agama dan budaya: Murid menggunakan pakaian yang rapi dan menutup aurat seperti murid perempuan menggunakan kerudung dan murid laki-laki menggunakan celana panjang pramuka sesuai aturan agama Islam. Bersalaman sebelum masuk ke dalam kelas merupakan aset budaya yang mencerminkan karakter murid yang sopan, santun dan hormat kepada guru. Sikap gotong royong murid sebagai perwujudan budaya Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM KIMIA SMA: MEMBAWA KONSEP ABSTRAK KE DUNIA NYATA

Pembelajaran interaktif telah menjadi tren dalam dunia pendidikan modern. Dalam mata pelajaran kimia, yang seringkali dianggap abstrak dan s...